Penggunaan tulisan tangan
untuk mendapatkan gambaran kepribadian seseorang sudah sangat lama dilakukan,
bahkan mungkin sudah melebihi seratus tahun. Banyak orang cenderung berharap
orang lain bisa mengerti dirinya tanpa dia harus membuka mulutnya untuk bercerita.
Dalam kondisi seperti ini, untuk mempermudah dalam menggali karakter, persepsi,
emosi dan perilaku seseorang, maka tulisan tangan adalah pilihan yang paling
mudah, murah dan akurat. Meski cukup banyak pernak-pernik dan variasi, ada 11
hal utama untuk mempermudah kita dalam menganalisis suatu tulisan, di
antaranya: margin/jarak pinggiran tulisan, spasi (antarhuruf, antarkata maupun
antarbaris), garis dasar tulisan, ukuran tulisan, tekanan penulisan, zona
penulisan, kemiringan tulisan, tipe tulisan, kecepatan penulisan, huruf-huruf
unik dan terakhir tanda tangan.
1. MARGIN
ATAU JARAK PINGGIRAN TULISAN
Ada
berbagai pola margin tulisan, di mana masing-masing pola menceritakan hal
mendasar tentang seseorang. Secara sekilas margin bercerita tentang pandangan
dan hubungan seseorang dengan konsep ruang dan waktu. Untuk lebih memudahkan mengenali
pola pemanfaatan margin, yuk simak beberapa contoh penggunaan margin berikut
ini:
a. Margin kiri dan kanan ideal
Margin dapat dikatakan
ideal apabila jarak tulisan dengan margin (pinggiran) sebelah kiri berkisar 1,5
– 2,5 cm dan sebelah kanan 0,5 – 1 cm. Tulisan dengan margin ideal umumnya
dihasilkan oleh orang yang nyaman terhadap aturan-aturan sosial, selalu
merencanakan tugas dengan baik dan masuk akal, tahu batas kemampuannya, serta bisa
beradaptasi dengan baik.
b. Margin rata di semua kiri
Tulisan dengan margin rata
semua sisi hanya dapat dihasilkan oleh orang-orang yang terkontrol, terbiasa
merencanakan segala sesuatu dengan baik dan lebih mengutamakan tampilan luar
dirinya.
c. Margin sebelah kiri yang sangat lebar
Margin kiri sering
diasosiasikan dengan masa lalu seseorang. Oleh karena itu, orang yang mempunyai
gaya penulisan dengan pinggiran kiri yang sangat lebar, umumnya adalah orang
yang mempunyai masa lalu kelabu atau masa lalu yang tidak ingin diingat
kembali. Hal ini terjadi karena ada semacam trauma yang sangat mengerikan, ada
rasa malu berlebihan akibat pelecehan, ataupun hal-hal lain yang terlalu
menyakitkan jika diingat kembali. Pinggiran kiri menunjukkan upaya penulis
untuk menghalangi bangkitnya masa lalu yang menyakitkan.
Tulisan dengan margin
lebar di sisi kanan menceritakan bahwa penulis sedang ragu-ragu menghadapi masa
depan. Batas margin seolah menjadi tanda “stop” untuk area yang mungkin
menakutkan atau tidak aman bagi penulis. Ciri orang dengan gaya penulisan lebar
pada sisi kanan adalah selalu nampak bersemangat di awal tugas dan pekerjaan,
namun semangat tersebut tidak berlangsung lama dan biasanya habis di pertengahan
jalan.
e. Tidak ada margin
Ada suatu alasan mengapa
hal ini bisa terjadi, kemungkinan karena penulis adalah seorang yang sangat
efisien dan ingin memanfaatkan semua ruang yang ada. Namun, yang paling sering
ditemui jika ada seseorang dengan gaya penulisan seperti ini, maka dapat
dipastikan bahwa orang tersebut adalah orang yang hobinya memenuhi ruang dalam
segala kiprahnya. Artinya, dia bukanlah orang yang mudah meletakkan kepercayaan
kepada orang lain karena terlalu menganggap bahwa dirinya paling hebat dan
paling mampu dalam segala hal.
f. Menabrak margin
Tulisan yang menabrak
pinggir batas kanan maupun kiri merupakan isyarat kuat dari penulisnya bahwa ia
tidak peduli dengan aturan umum, ingin jalan sendiri, menurut aturannya
sendiri. Perilaku menabrak garis pembatas umumnya merupakan cerminan karakter
yang tidak suka tatanan, aturan dan keterbatasan. Tidak hanya muncul dalam
bentuk tulisan, dalam kehidupan sehari-hari pun orang dengan gaya tulisan
menabrak kertas memang cenderung hidup “semau gue” dan susah untuk mengikuti
aturan yang telah disepakati. Namun,
sisi positif dari orang dengan gaya penulisan seperti ini adalah kemampuan
berpikir dan bertindak kreatif. Artinya, dia bisa jadi adalah orang yang punya
ide baru atau berani tampil beda.
g. Margin lebar pada keempat sisi tulisan
Jika tulisan dengan margin
lebar pada keempat sisi dilihat sekilas, maka akan nampak seperti bingkai foto.
Penulis dengan gaya seperti ini maka bisa dipastikan bahwa ia adalah orang yang
suka mengisolasi diri. Dia cenderung bekerja sendiri dan sering alergi
berdekatan dengan orang lain. Bagi orang tersebut, orang lain bisa saja
mengancam dan membuatnya tidak nyaman. Jika terpaksa harus berhubungan dengan
orang lain, dia akan melindungi dirinya dengan berlapis-lapis perlindungan,
baik berupa perlindungan fisik (misalnya birokrasi yang rumit atau rumah dengan
pagar yang tinggi) dan perlindungan emosional (sikapnya yang dingin dan menarik
diri secara berlebihan).
2. Spasi antar kata, huruf dan baris
a. Spasi ideal
Sebuah tulisan dikatakan ideal jika spasi antarkata,
huruf maupun baris berjarak antara 2 – 3 huruf. Orang yang menulis dengan jarak
ideal, umumnya merupakan orang yang stabil secara emosional, bahagia, serta
mempunyai hubungan timbal balik yang sehat dan berimbang.
b. Spasi terlalu dekat
Jarak penulisan antarkata, huruf maupun baris yang terlalu dekat atau berhimpitan, mencerminkan bahwa diri penulisnya sedang tertekan dan tegang. Sangat mungkin bahwa orang ini bersifat tertutup dan berpandangan sempit. Ada hal menarik bahwa mungkin Anda menemukan sebuah tulisan dengan jarak antar huruf berhimpitan tetapi jarak antarkata sangat lebar. Tulisan ini menunjukkan bahwa diri penulisnya sedang mengalami pergolakan batin yang luar biasa. Orang seperti ini bukan teman bekerja yang akan membawa produktivitas. Dia cenderung memiliki ketakutan (paranoid) yang berlebihan
c. Spasi terlalu lebar
0 comments