Monday 23 February 2015

Bersikap dalam Menghadapi Sebuah Perpisahan

                Kesibukan stasiun Malang semakin bertambah ramai dengan berlari – larinya seorang pemuda bernama Bayu Kristanto yang sepertinya hampir ketinggalan kereta. Usut punya usut kehadiran pemuda tersebut di stasiun kereta kota Malang hendak menemui seseorang yang akan segera berpaling dari kota Malang. Karena masa belajarnya orang tersebut di Malang telah usai maka ia harus pulang kembali ke rumahnya di Jakarta.
                Sesampainya di ruang tunggu, pandangan matanya langsung menyusuri setiap sudut ruangan, mencari - cari sesosok orang yang ia cari. Dia cukup kelimpungan mencari – cari sesosok orang yang ternyata bernama Seruni. Waktu sudah menunjukan pukul 16.00 waktu Malang dan kereta Matarmaja jurusan Malang - Pasar Senen Jakarta yang kemungkinan besar di tumpangi oleh Seruni berangkat pukul 17.00. Sesuai perhitungan semestinya Bayu masih bisa bertemu dengan Seruni di stasiun.
Akan tetapi detik demi detik berlalu, menit demi menit hingga keberangkatan kereta tersebut Bayu tak kunjung menemukan wajah Seruni di stasiun. Entah seberapa berartinya Seruni bagi Bayu hingga di tengah – tengah kesibukannya itu, dia masih mencoba menyempatkan ke stasiun untuk menemui Seruni di akhir kehadirannya di kota Malang. Padahal di hari yang sama dia sedang bertugas keluar kota untuk mengantarkan barang pesanan hasil karya dia beserta teman – temannya. 
                Bunyi peluit kayu tanda berangkatnya kereta Matarmaja seolah menjadi pertanda perginya sebuah harapan dari benak hati Bayu. Memang kehadiran Bayu sendiri ke stasiun tidak di ketahui oleh Seruni karena memang Seruni tidak minginginkan terjadinya pertumpahan air mata di stasiun, kalau - kalau ada seseorang yang mengantarkannya pergi dari kota Malang. 
                Kalau sudah terjadi seperti ini memang sudah tidak bisa di salahkan. Seruni tidak ingin kepergiannya meninggalkan tangis bagi Bayu, dan Bayu sendiri tidak menginginkan kalau niat baiknya untuk mengantarkan Seruni sampai ke stasiun bisa mengganggu pikirannya dia. 
                Dalam hidup memang sering terjadi hal yang seperti demikian, sebuah pertemuan pasti akan dibarengi dengan sebuah pasangannya yang bernama perpisahan. Kita tidak akan pernah tau hari esok kita berada di mana dengan siapa. Mungkin hari ini aku masih di sini bersamamu akan tetapi esok atau bahkan nanti aku akan berada di tempat berbeda dengan orang yang berbeda pula. Olehnya itu sebagai manusia kita harus menyiapkan segala sesuatunya. Harus siap di tinggalkan dan meninggalkan segala sesuatu yang berasama kita selama ini. Begitupun sebaliknya kalian harus sudah siap ketika suatu saat aku pergi meninggalkan kalian.
Seperti halnya perkara jodoh, meskipun bumi terbelah dan langit menyambar dengan petirnya untuk memisahkan dua insan, kalau memang sudah jodoh pasti suatu saat akan di pertemukan lagi, akan di persatukan lagi dengan peristiwa yang tidak terduga. Seperti halnya Nabi Adam a.s bersama Siti Hawa saat meninggalkan surga dan turun ke bumi, mereka berdua terpisahkan. Akan tetapi setelah bertahun – tahun berpisah akhirnya mereka dapat bertemu dan dipersatukan lagi hingga menurunkan anak cucunya.
Itu sedikit refleksi dari umat terdahulu bagaimana bersikap dalam menghadapi sebuah perpisahan. Perpisahan harus di hadapi sebagai sebuah pembelajaran, karena segala sesuatunya yang datang dari Allah S.W.T adalah hal yang terbaik untuk umatnya. Tidak mungkin Allah memberikan hal yang buruk bagi umatnya. Olehnya itu tinggal bagaimana kita menyikapinya dan mampu mengambil berbagai hikmah yang terkandung di dalam peristiwa yang sudah kita alami. 
Dalam filisofi orang jawa ada gabungan kata yaitu ora pateken yang artinya kurang lebih untuk menunjukan suatu hal yang bukan menjadi masalah sama sekali. Bila terjadi sebuah perpisahanpun kita harus menyikapinya secara ora pateken. Perpisahan harus mampu membuatmu tegar, harus mampu membimbingmu semakin berdiri tegak menyusuri jalan-Nya. Bukan semakin membuatmu lemah dan terbawa oleh rasa yang cenderung menyesatkan. Seperti kebanyakan orang pada hari ini, muda – mudi pada hari ini yang gampang menangis hanya karena di tinggal oleh pacarnya, di selingkuhi oleh kekasihnya. Dan sadar tidak sadar, muda mudi pada hari ini sejatinya adalah pemuda pemudi harapan bangsa di episode masa depan. Sering kita menangis karena hal menye – menye seperti demikian, tapi pernahkah kita menangisi dosa – dosa akibat perbuatan atau ucapan yang kita sudah lakukan ? Perpisahan yang patut kita tangisi adalah ketika kita berpisah dari hidayah, berpisah dari ilmu berpisah dari tuntunan-Nya sebagai jalan keselamatan dunia dan akhirat.
 “tet.....tet.....” tiba –tiba terdengar bunyi klakson mobil yang mampu membangunkan Bayu dari tidurnya dan menghilangkan segala bayang – bayang yang ada di pikirannya mengenai kegagalan misinya menemui Seruni di stasiun. Saat terbangun dia segera mengelap air liurnya yang hampir menetes saat dia tidur. Wajah Bayu menampakan kelelahan karena memang sudah beberapa hari ini dia lembur dan langsung tancap keluar kota untuk mengantarkan barang. Keseharian dia beserta teman – temannya memang terlihat cukup padat, sehingga dia jarang sekali tidur di siang hari apalagi sore – sore. 
Waktu masih menunjukan pukul 14.00 dalam perjalanan menuju ke Malang, sesuai perhitungan Bayu beserta rombongan akan masuk di kota Malang pukul 15.30 dan bisa sampai di stasiun Malang pukul 16.00. Akhirnya setelah melewati kemacetan Bayu sampai juga di stasiun tunjuannya dia untuk menemui Seruni. Dengan langkah mantap dan pandangan yang tajam dia menatap stasiun dengan penuh keyakinan dan diapun membiarkan teman – temannya untuk pulang duluan. 
Sesampainya di ruang tunggu stasiun dia langsung mencari sesosok orang, namun tidak kunjung ketemu. Diapun langsung menuju tempat duduk yang letaknya di sudut ruangan agar seisi ruangan bisa terlihat dengan jelas. Waktu mulai menunjukan pukul 16.15 dan masih belum melihat sesosok orang yang ia tunggu. Sempat muncul sebuah keraguan dalam dirinya kalau - kalau ternyata dia salah memprediksi kereta dan jam kepulangan Seruni ke Jakarta. Akan tetapi keraguan itu nampaknya tidak mampu mengalahkan keyakinannya yang mungkin jauh lebih besar. Bayu akhirnya  tetap memilih untuk duduk santai sambil mengisi baterai handphone yang memang sudah habis saat perjalanan ke Malang. 
Sambil ngobrol dengan penumpang yang dia temui di ruangan itu, Bayu akhirnya melihat sesosok insan yang ia tunggu – tunggu selama ini. Diapun membiarkan sesosok itu sibuk sendiri mencetak tiket yang mungkin dia pesan lewat minimarket. Saat lagi santai tiba – tiba Seruni langsung bergegas masuk peron kereta api. Bayupun langsung panik dan bergegas menemui Seruni, yang dia kira akan menunggu di ruang tunggu sambil duduk di situ. Namun ternyata kali ini prediksinya salah. Mereka berduapun akhirnya bertemu dengan segala keadaan yang biasa saja, rasa yang sewajarnya sebagai sahabat.
Pertemuan itu memang terlihat sebentar namun cukup berkesan, pertemuan yang sekilas tapi cukup membekas. Akhirnya pertemuan merekapun di pisahkan oleh jadwal keberangkatan kereta Matarmaja yang hendak berangkat. Serunipun bergegas masuk peron stasiun dan Bayu langsung berdiri di depan pintu masuk peron sambil menatap kepergian Seruni hingga dia tak terlihat lagi. Perpisahan itupun tidak di banjiri dengan setetes tangis dan sepercik kesedihan satupun. Hanya sebuah senyum menawan dari mereka berdua dan sedikit kekakuan namun masih wajar. 
Dalam perjalanan pulang Bayu berfikir kalau perpisahan tidak selalu menyedihkan, apalagi setelah melihat Seruni yang pergi meninggalkan Bayu mengembangkan senyum yang sanggup mempermalukan rembulan.  Saat kita berpisah dari orang – orang,  kita harus mampu meninggalkan senyum dan keceriaan bukan kesedihan yang mendalam karena yang akan kita jalani sebenarnya hanya petualangan baru di kehidupan yang sama, lembaran baru di buku yang sama bukan menulis di buku baru atau menjalani new life atau kehidupan baru. Sebuah tulisan yang berpijak dari lembaran lembaran sebelumnya, sebuah kehidupan yang berpijak dari sejarah kehidupan – kehidupan sebelumnya. Pertemuan dan perpisahan itu hanya untuk saling menguatkan dan mendewasakan bukan untuk saling melemahkan dan berfikir kekanak – kanakan. Dan ketakutan akan kehilangan seseorang itu tidak ada, tembuslah ketakutan – ketakutan itu sampai engkau  berfikir bahwa ketakutan itu tidak ada, kita hanya boleh takut pada Yang Satu, tidak boleh takut pada manusia apalagi takut kehilangan manusia. 
Seperti halnya para guru – guru kita yang selalu mengalami perpisahan tiap tahunnya dengan murid murid kesayangannya. Akan tetapi di setiap perpisahan itu justru guru –guru kita selalu mampu menampakan guratan – guratan keceriaan, sebagai pertanda keikhlasannya dan kepercayaannya bahwa murid –muridnya nanti akan lebih bahagia setelah ini. Dan sinyalemen itupun disambut dengan murid – murid yang juga menampakan keceriaan. Begitupun dengan Bayu, seberkas senyum yang Seruni tinggalkan mampu meyakinkannya kalau Seruni akan lebih bahagia di sana.
Everything is a test, semuanya itu hanya test untuk menguji seberapa besar engkau mampu berserah diri pada-Nya. Seberapa besar keteguhan jiwamu, seberapa besar kekuatanmu dalam menghadapi problematika dunia. You never know how strong you are, until being strong is the only choice you have. Dan seperti kata presiden pertama Indonesia, “seorang pemimpin tidak akan merubah tujuan, hanya karena hukuman”. Begitupun ketika dia berpisah dengan seseorang, dia tidak boleh merubah tujuan hanya karena perpisahan itu. Bayu masih sangat muda, begitupun Seruni perjalanan hidupnya masih panjang, banyak yang mesti di pelajari oleh mereka berdua. Semoga di usianya yang mulai menginjak dewasa mereka makin bisa bermanfaat lebih luas, makin bisa mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indoesia asli sebagai cita – cita bangsa Indonesia, ataupun menghapus budak dari perbudakan sebagai jalan yang mendaki lagi sukar. “Khairunnas anfa'uhum linnas”, sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain.

Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Komunitas Gali Softskill (GOKILL)
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top