Tulisan jurnalistik tidak melulu kaku dan menihilkan sisi kreativitas penulis berita. Terdapat pula jenis tulisan feature yang sangat banyak mendatangkan hits dari pembaca karena sangat digemari. Media-media besar pun biasanya menyisipkan beberapa kolom khusus pada situsnya untuk memuat tulisan-tulisan feature dari berbagai topik.
Tulisan
feature adalah tulisan berita yang mengandung nilai seni dan bersifat menghibur
atau menyentuh pembaca. Feature biasanya ditulis dengan bahasa yang luwes dan
terkadang menonjolkan sisi subyektifitas penulis. Ada beberapa ciri yang dapat
membedakan tulisan feature dengan berita mainstream, misalnya: teras berita
(lead)—terletak di paragraf pertama tulisan—terdengar bebas, lenggang cerita
santai, deskripsi tokoh dan kejadian sangat detail, dan biasanya terdapat pesan
di akhir-akhir tulisan.
Tidak
ada rumusan tunggal tentang batasan-batasan tulisan feature, tetapi pada
umumnya tulisan feature dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara
lain:
1. Feature profil (ketokohan)
Feature
profil biasanya menjadi konten wajib di majalah-majalah. Feature profil
menceritakan seorang tokoh yang memiliki kisah hidup atau suatu sisi dalam
dirinya yang layak diceritakan kepada orang lain. Misalnya feature profil yang
menceritakan seorang yang memperoleh kesuksesan dengan jalan berliku dan
panjang. Selain feature profil yang menceritakan tokoh ada pula feature yang
menceritakan profil suatu tempat atau bangunan.
2. Feature perjalanan (adventure)
Feature
perjalanan biasanya menceritakan perjalanan seseorang menjelajahi suatu tempat,
baik untuk wisata maupun untuk bertugas. Terkadang feature perjalanan ditulis
berdasarkan kisah-kisah yang mengharukan, misalnya tentara yang menjalani tugas
di medan perang, seorang jurnalis yang terperangkap dalam bencana alam, atau
seseorang yang menelusuri asal-usul keluarganya. Dalam penulisan feature
perjalanan diskripsi dan kutipan tokoh sangat penting.
3. Trend Feature
Trend
feature biasanya berisi gaya hidup atau fenomena yang berkembang pada suatu
kelompok masyarakat. Misalnya trend feature yang membahas perubahan perilaku
remaja di era sosial media atau cara berpakaian anak muda, dan semacamnya.
4. Feature sejarah (historical feature)
Feature
sejarah menyajikan informasi yang berkaitan dengan tokoh sejarah, benda, atau
tempat yang memiliki nilai sejarah. Feature sejarah menggabungkan berbagai
sumber untuk menceritakan kembali sejarah. Misalnya, ketika seseorang ingin
mengulas sebuah bangunan bersejarah, maka bisa saja ia menggali informasi dari
saksi sejarah, melihat langsung kondisi masyarakat di sekitar bangunan tersebut
sekarang, membaca sumber sejarah, dan bagaimana kepedulian masyarakat kini
dengan bangunan tersebut, lalu menggabungkan semua informasi tersebut menjadi
sebuah tulisan feature.
5. Human interest feature
Human
interest feature menceritakan perilaku seseorang atau kelompok yang menyentuh
perasaan, misalnya seorang mahasiswa biasa yang berjuang gigih untuk membiayai
kuliahnya. Berbeda dengan feature profil, human interest feature lebih
menekankan tingkah laku pelakunya.
6. Feature tips (kiat)
Feature
tips memberikan informasi kepada pembaca mengenai cara melakukan sesuatu,
misalnya: cara menemukan pekerjaan, cara berbusana, cara mempererat tali
persaudaraan, dsb.
Unsur-unsur feature
Ada
beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam menulis feature, antara lain:
- Informatif: feature bisa mengambil sisi yang tidak terjamah oleh berita biasa. Misalnya pada peristiwa Bom Bali tidak hanya kronologi kejadian, pelaku, motif pelaku, dan aksi pelaku saja yang menarik untuk diulas, tetapi ada pula kisah-kisah para relawan atau para keluarga korban yang terkena serangan tersebut. Hal ini sering kali tidak ditulis pada berita biasa.
- Kreativitas: penulis feature dapat memasukkan imajinasinya setelah melakukan peliputan atau penelusuran atas suatu kejadian, sehingga tulisan yang dihasilkan seakan mengandung unsur seni. Tetapi feature jelas sangat berbeda dengan fiksi.
- Subyektifitas: beberapa feature ditulis dengan menggunakan pendekatan penulis berita sebagai orang pertama yang mengalami kejadian atau terlibat dalam kejadian, sehingga penulis dapat memasukkan emosi dan pikirannya dalam tulisan feature.
- Menghibur: salah satu tujuan penulisan feature adalah agar pembaca terhibur dengan tulisan yang disajikan. Jika pada berita biasa pembaca hanya mendapatkan informasi, tetapi dalam tulisan feature harus terdapat sisi hiburan bagi pembaca.
- Awet: Tujuan feature bukan mengejar kecepatan berita. Bisa saja feature mengenai suatu kejadian diterbitkan seminggu atau beberapa minggu setelah kejadian itu berlangsung. Oleh karena itu feature harus ditulis sedemikian rupa agar layak dibaca kapanpun, seperti cerita atau cerpen yang tetap segar meskipun dibaca sekian lama setelah ditulis.
Ditulis oleh Ismail Nur Hidayat, seorang mahasiswa biasa dan penulis lepas.
0 comments